Halaman

CARA SEDERHANA MENGATASI FLU




Musim penghujan seperti sekarang ini pasti banyak yang dari kita terkena sakit flu. Kalo udah kena fku pasti pekerjaan atau jadwal kuliah jadi terganggu. Kali ini ane mau bagi informasi agar flu kita cepet sembuh dengan cara sederhana (lumayan yang masi ngekost bisa hemat biaya berobat hehehe).
Flu dan pilek salah satu penyakit musiman yang selalu mengganggu aktifitas kita. Apalagi di musim yang tidak menentu sekarang ini, kadang panas dan tiba-tiba hujan.

Flu dan pilek juga sangat mudah menular, sehingga jika orang di sekitar kita terserang penyakit ini, akan sangat rentan bagi kita untuk tertular, bak lewat sentuhan atau udara.
Oleh karena itu oenting bagi kita megetahui cara pencegahan dan mengatasi flu atau pilek, agar aktifitas kita tetap lancar sebagaimana menstinya.



1. Konsumsi buah dan sayur


Asupan vitamin dan mineral sangat penting ketika kondisi badan sedang tidak bagus. Mengkonsumsi buah dan sayuran adalah salah satu cara untuk membantu membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anda.

2. Hembuskan Angin Melalui Lubang Hidung

Hidung yang tersebumbat merupakan sebuah penyiksaan yang terasa tiada akhir saat flu menyerang. Ada baiknya ketika hidung Anda mulai tersumbat, tutuplah satu lubang hidung dan hembuskan angin kuat-kuat darilubang hidung satunya, dan lakukan ini secara bergantian sehingga lender yang menyumbat dapat keluar. Namun hati-hati ketika melakukannya, ya. Hembusan yang terlalu kuat akan menyakiti hidung Anda.

3. Beristirahat total

Flu akan menyerang di saat sistem kekebalan dalam tubuh melemah, untuk itu Anda harus mengembalikan sistem kekebalan tubuh Anda dengan beristirahat total. Usahakan tubuh Anda tetap hangat dengan mengoleskan minyak kayu putih dan memakai selimut ketika Anda tidur.

4. Konsumsi Minuman Hangat

Ketika flu menyerang, banyak cairan tubuh yang terbuang melalui ingus, ludah, dan keringat. Untuk itu, sangat disarankan bagi Anda untuk mengkonsumsi banyak air. Air yang Anda konsumsi ini sebaiknya bersuhu hangat atau sedikit panas karena cairan hangat dapat mengurangi hidung mampet, mencegah dehidrasi, dan melegakan tenggorokan yang mengalami radang. Selain itu, uap dari minuman panas juga dapat membantu mengencerkan lendir.

5. Berkumur

Selain hidung, flu juga sangat mengganggu tenggorokan. Untuk itu, cobalah Anda berkumur dengan air hangat yang dicampur berbagai bahan rempah-rempah misalnya garam mineral, jahe, kunyit, cuka apel, atau kencur. Lakukan setidaknya empat kali sehari, maka tenggorokan akan terasa lebih ringan.

6. Aroma Mentol

Oleskan minyak kayu putih atau balsam yang mengandung mentol di dekat lubang hidung. Memang akan terasa sedikit panas, namun mentol sangat membantu untuk menyembuhkan hidung tersumbat dan mencegah iritasi di sekitar lubang hidung.

7. Terapi Uap Tradisional
Penguapan merupakan salah satu cara tradisional untuk mengatasi flu. Masukan air panas ke dalam baskom, kalungkan handung menutupi kepala Anda, dan tempatkan wajah di atas baskom. Bisa juga campurkan bahan rempah yang dapat membantu meringkankan flu seperti miyak kayu putih, jahet, atau kunyit untuk hasil yang lebih maksimal.

8. Tinggikan Bantal

Ketika tidur, posisikan kepala Anda lebih tinggi dari dada untuk mengurangi pembentukan lendir. Gunakan bantal ganda, dan tidurlah dengan wajah menghadap ke langit-langit.

9. Aroma Bawang

Bawang dapat berfungsi sebagai katalis dalam mengeluarkan cairan dan membersihkan hidung. Peganglah bawang di bawah lubang hidung dan hiruplah aromanya selama sekitar 5 menit.

10.  Konsumsi Cabai

Capsaicin, sebuah senyawa kimia yang terdapat dalam cabai terbukti efektif membantu membersihkan rongga hidung. Ketika flu mulai menyerang, cobalah mengkonsumsi sup dengan taburan lada atau makanan yang mengandung cabai.


Semoga bermanfaat gan. Yang lagi kena flu musim penghujan semoga cepat sembuh.

HIPOTERMIA



Definisi
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Gejala hipotermia ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).Hipotermi terjadi bila terjadi penurunan suhu inti tubuh dibawah 35°C (95°F). Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh.

Epidemiologi
  1. Usia Lanjut : orang berusia lanjut kurang sensitive terhadap persepsi suhu, kurang bergerak, dan adanya penyakit sistemik menyebabkan terganggunya fisiologis tubuh dalam menjaga suhu tubuh. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor sosioekonomik.
  2. Neonatus : neonatus rentan terhadap hipotermi karena tingginya rasio permukaan kulit dengan berat tubuh, dan kurangnya fungsi menggigil, serta rendahnya repson adaptasi terhadap lingkungan.
  3. Malnutrisi : kurangnya deposit lemak dibawah kulit menyebabkan lebih rentannya kulit kehilangan panas, dan kurangnya sumber energi yang digunakan sebagai sumber panas.
Klasifikasi
Hipotermi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber paparan yaitu :
  1. Hipotermi Primer : terjadi akibat paparan langsung individu yang sehat terhadap dingin.
  2. Hipotermi sekunder : mortalitas banyak terjadi pada fase ini dimana terjadi kelainan secara sistemik.
Hipotermi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan temperature tubuh, yaitu :
  1. Ringan = 34-36°CKebanyakan orang bila berada pada suhu ini akan menggigil secara hebat, terutama di seluruh ekstremitas. Bila suhu tubuh lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami amnesia dan disartria. Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi.
  2.  Sedang = 30–34°C.Terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh sistem saraf secara besar yang mengakibatkan terjadinya hiporefleks, hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke ginjal. Bila suhu tubuh semakin menurun, kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya resiko timbul aritmia.
  3.  Berat = <30 sup="">C

Pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular, dan penurunan kontraksi miokardium, pasien juga rentan untuk menjadi koma, pulse sulit ditemukan, tidak ada reflex, apnea, dan oligouria
 
Manajemen
Pasien dengan hipotermi ringan dapat diterapi langsung di lapangan, yaitu dengan melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk atau selimut. Sementara pasien dengan hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit berupa rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat atau panas dari luar tubuh yang ditempelkan pada tubuh pasien. Contohnya yaitu air panas yang sudah dimasukan ke tempat khusus kemudian ditempelkan ke tubuh.
Bila pasien teraba dingin, tetapi sirkulasi masih terjaga dengan baik, maka tugas penolong adalah untuk menjaga agar korban tidak kehilangan panas tubuh lebih banyak, dan berusaha untung menghangatkan (rewarm), bila pasien mengalami cardiac arrest atau henti jantung, maka dilakukan resusitasi jantung-paru dengan modifikasi sesuai dengan prosedur. Jangan menunda prosedur yang darurat seperti intubasi dan pemasangan kateter, tapi lakukan secara hati-hati dan terus lakukan monitor terhadap ritme jantung, karena pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular.