Definisi
Hipotermia adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh
untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermia juga dapat
didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. Tubuh
manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu
antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk mengatur
suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh. Gejala hipotermia
ringan adalah penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit
berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan
darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai
usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Pada penderita hipotermia moderat, detak jantung dan respirasi
melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita
hipotermia parah, pasien
tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi akut, dan pernapasan
sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan).Hipotermi terjadi bila terjadi
penurunan suhu inti tubuh dibawah 35°C (95°F). Pada suhu ini, mekanisme
kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh.
Epidemiologi
- Usia Lanjut : orang berusia lanjut kurang sensitive terhadap persepsi suhu, kurang bergerak, dan adanya penyakit sistemik menyebabkan terganggunya fisiologis tubuh dalam menjaga suhu tubuh. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor sosioekonomik.
- Neonatus : neonatus rentan terhadap hipotermi karena tingginya rasio permukaan kulit dengan berat tubuh, dan kurangnya fungsi menggigil, serta rendahnya repson adaptasi terhadap lingkungan.
- Malnutrisi : kurangnya deposit lemak dibawah kulit menyebabkan lebih rentannya kulit kehilangan panas, dan kurangnya sumber energi yang digunakan sebagai sumber panas.
Klasifikasi
Hipotermi juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan sumber paparan yaitu :
- Hipotermi Primer : terjadi akibat paparan langsung individu yang sehat terhadap dingin.
- Hipotermi sekunder : mortalitas banyak terjadi pada fase ini dimana terjadi kelainan secara sistemik.
Hipotermi juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan temperature tubuh, yaitu :
- Ringan = 34-36°CKebanyakan orang bila berada pada suhu ini akan menggigil secara hebat, terutama di seluruh ekstremitas. Bila suhu tubuh lebih turun lagi, pasien mungkin akan mengalami amnesia dan disartria. Peningkatan kecepatan nafas juga mungkin terjadi.
- Sedang = 30–34°C.Terjadi penurunan konsumsi oksigen oleh sistem saraf secara besar yang mengakibatkan terjadinya hiporefleks, hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke ginjal. Bila suhu tubuh semakin menurun, kesadaran pasien bisa menjadi stupor, tubuh kehilangan kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh, dan adanya resiko timbul aritmia.
- Berat = <30 sup="">C30>
Pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular, dan penurunan kontraksi miokardium, pasien juga rentan untuk menjadi koma, pulse sulit ditemukan, tidak ada reflex, apnea, dan oligouria
Manajemen
Pasien dengan hipotermi ringan dapat
diterapi langsung di lapangan, yaitu dengan melepas atau menjauhkan benda atau
zat yang mendinginkan, kemudian diberi penghangat seperti handuk atau selimut. Sementara
pasien dengan hipotermia sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah
sakit berupa rewarming atau peningkatan
kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa rewarming aktif yang diikuti rewarming
pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan benda hangat atau panas dari luar
tubuh yang ditempelkan pada tubuh pasien. Contohnya yaitu air panas yang sudah
dimasukan ke tempat khusus kemudian ditempelkan ke tubuh.
Bila pasien teraba dingin, tetapi
sirkulasi masih terjaga dengan baik, maka tugas penolong adalah untuk menjaga
agar korban tidak kehilangan panas tubuh lebih banyak, dan berusaha untung
menghangatkan (rewarm), bila pasien mengalami cardiac arrest atau henti
jantung, maka dilakukan resusitasi jantung-paru dengan modifikasi sesuai dengan
prosedur. Jangan menunda prosedur yang darurat seperti intubasi dan pemasangan
kateter, tapi lakukan secara hati-hati dan terus lakukan monitor terhadap ritme
jantung, karena pasien rentan mengalami fibrilasi ventrikular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar